Cerita rakyat selat bali

Selat Bali merupakan salah satu kisah legenda yang terkenal di Bali. Kisah ini berkisah tentang perseteruan antara dua kerajaan, yaitu Kerajaan Daha dan Kerajaan Gelgel. Cerita ini telah dikenal oleh masyarakat Bali sejak zaman dahulu kala, dan hingga saat ini masih sering diceritakan oleh para penduduk setempat.

Cerita dimulai ketika Kerajaan Daha ingin menguasai wilayah Bali bagian selatan, yang saat itu dikuasai oleh Kerajaan Gelgel. Raja Gelgel yang bernama Dalem Waturenggong tidak ingin menyerah begitu saja dan memutuskan untuk bertempur melawan pasukan Daha. Dalam pertempuran sengit tersebut, Dalem Waturenggong mendapat bantuan dari seorang pahlawan muda yang bernama Jaya Pangus. Jaya Pangus dikenal sebagai seorang pahlawan yang tangguh dan memiliki keahlian dalam memanah serta bertarung dengan pedang.

Berkat bantuan Jaya Pangus, pasukan Gelgel berhasil mengalahkan pasukan Daha. Namun, saat kemenangan sudah di depan mata, tiba-tiba Jaya Pangus jatuh sakit dan tidak lama kemudian meninggal dunia. Raja Gelgel merasa sangat berduka dan menguburkan jenazah Jaya Pangus dengan menggelar upacara besar. Selama upacara tersebut, tiba-tiba muncul sosok wanita cantik yang memasuki pemakaman Jaya Pangus. Wanita tersebut bernama Dewi Danu, dan dipercayai sebagai dewi penjaga dan pelindung Danau Batur.

Dewi Danu memberikan sebuah benda pusaka yang disebut Pedanda (tongkat emas), kepada Raja Gelgel. Pedanda tersebut dipercayai memiliki kekuatan magis yang luar biasa dan akan membawa keberuntungan bagi Kerajaan Gelgel. Selain itu, Dewi Danu juga memberikan sebuah kain sutra yang sangat indah dan dipercayai sebagai kain sutra terbaik di dunia. Kain tersebut diberi nama “Kain Endek”.

Raja Gelgel kemudian memberikan Kain Endek kepada putrinya yang bernama Putri Ayu Diah Dalem. Kain tersebut sangatlah indah sehingga membuat semua orang yang melihatnya terkagum-kagum. Selain itu, Kain Endek juga memiliki kekuatan magis yang luar biasa, sehingga membuat putri tersebut semakin terkenal di seluruh Bali.

Namun, kecantikan Putri Ayu Diah Dalem membuat para pangeran dari kerajaan lain berbondong-bondong datang untuk melamarnya. Salah satu pangeran yang datang adalah Pangeran dari Kerajaan Blambangan. Pangeran tersebut sangat tampan dan kaya raya, sehingga membuat ayah Putri Ayu Diah Dalem tertarik untuk menjodohkannya dengan putrinya.

Namun, Putri Ayu Diah Dalem tidak memiliki perasaan yang sama terhadap Pangeran tersebut. Ia justru jatuh cinta pada seorang pemuda sederhana yang bernama Jelantik. Pemuda tersebut sangatlah tampan dan memiliki keahlian dalam bertarung.

Dalam perjalanan pulang, Ki Jaya Kusuma menyadari bahwa anak bungsunya telah diculik oleh si Jaga. Sang Jaga kemudian menuntut agar Dewi Mas Rangsang menjadi istrinya jika ingin melihat putranya kembali. Ki Jaya Kusuma yang putus asa kemudian meminta bantuan dari Ratu Ayu Banten, yang merupakan sahabatnya, untuk meminta bantuan Prabu Siliwangi, raja Kerajaan Sunda.

Setelah mendengar keluhan Ki Jaya Kusuma, Prabu Siliwangi bersama pasukannya menyerbu Kerajaan Pajajaran dan berhasil mengalahkan pasukan si Jaga. Namun, Dewi Mas Rangsang telah mengambil keputusan untuk mempersembahkan dirinya kepada Sang Hyang Widhi, agar putranya bisa kembali. Sang Hyang Widhi pun mengabulkan permintaannya dan mengembalikan putra mereka yang hilang.

Sejak saat itu, Selat Bali menjadi semakin terkenal dan dipercaya sebagai tempat yang sakral. Masyarakat setempat juga meyakini bahwa Selat Bali adalah tempat di mana Dewi Mas Rangsang mempersembahkan dirinya kepada Sang Hyang Widhi dan putranya akhirnya ditemukan. Selain itu, Selat Bali juga menjadi lokasi untuk pelaksanaan upacara-upacara adat dan keagamaan.

Cerita rakyat Selat Bali menjadi cerita yang populer dan masih dikenang oleh masyarakat hingga saat ini. Selain sebagai pengingat tentang sejarah Kerajaan Sunda dan penyebaran agama Hindu-Buddha di wilayah Indonesia, cerita ini juga menjadi bagian dari warisan budaya yang harus dilestarikan. Selain itu, kepercayaan masyarakat sekitar pada Selat Bali sebagai tempat yang sakral juga harus dihargai dan dijaga kelestariannya.

Leave a Comment