Di zaman kerajaan Mataram, hiduplah seorang pendekar silat yang sangat terkenal. Namanya Ki Ageng Mursito. Dia memiliki ilmu silat yang sangat tinggi dan dihormati oleh banyak orang. Ki Ageng Mursito adalah keturunan dari salah satu raja Mataram yang legendaris.
Suatu hari, kerajaan Mataram diserang oleh musuh dari luar yang sangat kuat. Pasukan Mataram tidak mampu menghadapi kekuatan musuh yang begitu besar. Ki Ageng Mursito merasa bahwa dia harus melakukan sesuatu untuk menyelamatkan kerajaan dari kehancuran.
Dengan keahliannya dalam silat, Ki Ageng Mursito memutuskan untuk pergi ke hutan belantara untuk mencari pusaka yang legendaris. Pusaka itu disebut Keris Mpu Gandring, sebuah senjata sakti yang memiliki kekuatan luar biasa.
Setelah mencari selama beberapa hari, Ki Ageng Mursito menemukan Keris Mpu Gandring di sebuah gua yang tersembunyi di dalam hutan. Namun, ketika ia mengambil keris tersebut, ia melihat seorang wanita cantik yang sedang menangis di sampingnya.
Wanita itu memberitahu Ki Ageng Mursito bahwa Keris Mpu Gandring memiliki kutukan yang mengerikan. Setiap kali keris itu digunakan untuk membunuh, ia akan menangis air mata darah dan kutukan itu akan menimpa pendekar yang menggunakannya.
Meskipun demikian, Ki Ageng Mursito tetap mengambil Keris Mpu Gandring dan membawanya kembali ke kerajaan Mataram. Dengan senjata sakti tersebut, Ki Ageng Mursito berhasil mengalahkan musuh dan menyelamatkan kerajaan dari kehancuran.
Namun, kutukan Keris Mpu Gandring akhirnya menimpa Ki Ageng Mursito. Ia tewas karena terkena kutukan setelah menggunakannya untuk membunuh musuhnya. Sejak saat itu, Keris Mpu Gandring dikenal sebagai senjata yang penuh kutukan dan menjadi cerita legenda yang terkenal di seluruh Nusantara.
Kepiawaian dalam seni bela diri itu tidak hanya ditunjukkan dalam pertarungan melawan musuh, tetapi juga dalam mengendalikan diri sendiri. Ada banyak sisi lain dari silat Jawa Mataram yang tidak banyak diketahui orang. Salah satu cerita yang terkenal dalam legenda silat Jawa Mataram adalah tentang keahlian mereka dalam meramal dan membaca tanda-tanda alam.
Konon, pada zaman dahulu, ada seorang ahli silat Jawa Mataram yang memiliki kemampuan meramal yang luar biasa. Ia mampu membaca tanda-tanda alam dengan sangat akurat dan memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan. Namun, kemampuan itu tidak ia gunakan untuk kepentingan pribadi atau keuntungan materi. Ia selalu menggunakannya untuk membantu masyarakat dan memecahkan masalah yang dihadapi mereka.
Ketika suatu ketika, datanglah seorang raja dari kerajaan tetangga dengan maksud untuk menaklukkan kerajaan Jawa Mataram. Namun, sang ahli silat telah meramalkan bahwa serangan itu akan terjadi dan dia mempersiapkan pertahanan yang kuat untuk mencegah kehancuran kerajaan. Ia memberi tahu raja tentang hal ini dan meminta raja untuk menyiapkan pertahanan yang lebih baik lagi.
Ketika serangan terjadi, tentara Jawa Mataram telah siap dan mampu mempertahankan kerajaan mereka dari serangan musuh. Dalam pertempuran itu, ahli silat Jawa Mataram menunjukkan kehebatannya dalam bertarung dan membantu memimpin pasukan dalam memenangkan pertempuran. Setelah pertempuran usai, raja dan rakyat Jawa Mataram merasa sangat terkesan dengan kemampuan ahli silat mereka dan memandangnya sebagai pahlawan.
Sejak saat itu, legenda silat Jawa Mataram semakin terkenal dan dihormati oleh masyarakat. Kepiawaian dalam seni bela diri tidak hanya ditunjukkan dalam pertarungan, tetapi juga dalam kecerdasan dan keahlian meramal. Ahli silat Jawa Mataram telah membuktikan bahwa seni bela diri tidak hanya tentang kekuatan fisik, tetapi juga kekuatan mental dan spiritual yang diperlukan untuk menjadi seorang pahlawan yang sesungguhnya.