Pulau Onrust merupakan salah satu pulau yang termasuk dalam gugusan pulau di Kepulauan Seribu. Pada masa itu rakyat Indonesia menyebutnya dengan nama Pulau Kapal, karena sebelum ke Batavia, kapal-kapal milik Belanda berlabuh dulu dipulau ini. Dan keberadaan Pulau Onrust ini tidak jauh dengan Pulau Bidadari.
Wisata Sejarah di Pulau Onrust ini adalah satu destinasi wisata yang harus anda kunjungi. Terdapat banyak peninggalan-peninggalan bersejarah pada masa kolonial Belanda dipulau ini, dan disini juga terdapat sebuah rumah yang masih utuh yang dijadikan tempat untuk menyimpan benda-benda peninggalan Belanda yang di beri nama Museum Pulau Onrust.
Belanda memberi nama pulau ini dengan nama Onrust yang dalam bahasa Inggris disebut juga “Unrest” yang artinya “Tidak Pernah Istirahat”. Pulau Onrust sebelum di pindah ke Tanjung Priok, Jakarta Utara, dulunya pelabuhan ini adalah merupakan pelabuhan VOC. Pulau ini juga merupakan markas tentara VOC sebelum masuk ke Jakarta dan kemudian menduduki Jakarta.
Belajar Sejarah Haji, Pengasingan dan Karantina
Logistik perang tentara VOC aktivitas bongkar muatnya ada dipelabuhan ini. Sekitar tahun 1930-an Pulau Onrust difungsikan sebagai asrama haji sebelum para jamaah haji diberangkatkan ke Arab Saudi. Sebab pada saat itu untuk berangkat ke Saudi Arabia para jamaah haji harus menempuh perjalanan laut dengan menggunakan kapal.
Di pulau ini masih terlihat bangunan peninggalan Belanda seperti pelabuhan kuno dan benteng pertahanan. Disekitar pulau ini dibangun pulau-pulau lain untuk mendukung Pulau Onrust ini, seperti Pulau Kelor, Pulau Sakit (Pulau Bidadari), dan Pulau Cipir (Pulau Khayangan).
Pada tahun 1803 hingga tahun 1810 tentara Britania Raya menyerang Belanda yang menduduki Pulau Onrust dan Pulau Sakit (Pulau Bidadari). Dan Serangan yang terakhir yang terjadi pada tahun 1810 armada Britania Raya (Inggris) yang dipimpin oleh Admiral Edward Pellow menghancurkan benteng dan hampir semua sarana dan prasarana yang ada di Pulau Onrust dan Pulau Sakit. Dan kemudian Belanda memfungsikan kembali pulau ini dan pulau-pulau disekitarnya sebagai pangkalan Angkatan Laut pada tahun 1848.
Namun sarana dan prasana itu akhirnya hancur kembali karena gelombang besar yang disebabkan oleh letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883. Sehingga pulau ini yang dulunya seluas 12 hektar sekarang hanya tinggal sekitar 7 hektar.
Makam Istimewa Di Pulau Onrust
Selain bangunan-bangunan peninggalan Belanda, di pulau ini juga terdapat tiga makam yang “istimewa”. Salah satu dari ketiga makam tersebut dipercaya sebagai makam pemimpin pemberontakan DI/TII Kartosoewirjo.
Kartosoewiryo ingin mendirikan negara Islam dan juga seorang kawan dekat Presiden pertama Indonesia, Soekarno. Kartosoewirjo dan Soekarno sama-sama pernah menjadi murid pemimpin Syarikat Islam HOS Tjokroaminoto.
Kartosoewirjo dijatuhi hukuman mati karena ingin mendirikan negara Islam. Menurut Soekarno, pendirian negara Islam akan memecah belah persatuan, karena wilayah-wilayah yang penduduknya banyak non-muslim tentunya akan memisahkan diri. Hukuman mati Kartosoewirjo inipun terpaksa disetujui langsung oleh Soekarno, meskipun mereka adalah teman akrab.
Konon ada cerita, pada suatu hari Soekarno berkata “seandainya Kartosoewirjo yang jadi presiden di Indonesia, maka aku yang akan jadi pemberontak. Tapi jika presidennya adalah aku, maka yang jadi pemberontak adalah kamu”.
Fasilitas Yang Minim
Di pulau ini tidak terdapat fasilitas seperti penginapan, taman bermain. Yang ada disini hanyalah warung-warung penduduk sekitar yang tidak teratur, sehingga sedikit mengganggu keindahan pulau ini. Mayoritas pengunjung disini hanya untuk melihat dan mengetahui sejarah tentang pulau ini, karena pulau ini memang merupakan tempat untuk wisata sejarah. Sehingga memang pulau ini tidak terlalu memperlihatkan keindahan wajahnya sebagai pulau wisata.
Untuk dapat menuju ke pulau ini anda bisa melalui Pulau Bidadari karena letaknya berhadapan dengan Pulau Onrust. Jika dari Jakarta anda bisa melalui Marina Ancol lalu menuju ke Pulau Bidadari. Atau anda juga bisa melalui pelabuhan Muara Kamal dengan cara menumpang kapal nelayan.